Wednesday, March 29, 2006

Masjid Nabawi Sejuk dan Megah


Semangat jamaah untuk menunaikan sholat berjamaah di masjid ini memang luar biasa. Kami berdua keluar masjid untuk Sholat Subuh kurang lebih pukul 03.30 WSA. Padahal subuh di sana pukul 05.30, namun sudah banyak juga yang keluar dari apartemen masing-masing dan berjalan menuju masjid. Di Masjid Nabawi jamaah laki-laki dan perempuan terpisah, maka kami pun sepakat untuk janjian. Untuk mudahnya kami menghafal No Pintu Gerbang Masuk Masjid yang memang tertulis sangat jelas. No 16 adalah nomor pintu gerbang yang menjadi jalur rutin keluar-masuk kami, karena pintu inilah yang searah dengan apartemen kami. Begitu banyaknya jamaah sangat sulit untuk mencari suami/istri/orang tua jika tidak janjian bertemu di satu tempat. Jangankan yang tidak janjian yang janjian saja kadang tetap sulit bertemunya, karena memang selain luasnya masjid juga jamaah yang begitu banyak keluar dari masjid dalam waktu bersamaan.
"A'udzubillahil azhiim.......Allahummaftahlii abwaaba rohmatik..
Saya pun memasuki masjid Nabawi untuk pertama kalinya. Subhanallah ....luar biasa Masjid Nabawi, selain luasnya, bentuk serta bahan bangunannya sangat khas sekali sehingga rekan satu rombongan sampai menyimpulkan dan berkata kepada saya, "Pak, ini semua bahan dibuat kayaknya khusus untuk membangun masjid ini " katanya... Suasana didalam masjid yang penuh khusyu' menjadikan saya tidak tahan untuk tidak menangis ketika sholat Tahiyatul masjid. Bukan apa-apa, karena terbayang oleh saya ketika Rasulullah Saw sampai di Madinah setelah menempuh perjalanan yang sangat jauh kemudian para sahabat berebut agar Rasulullah singgah di rumahnya.... dan masing-masing pun menawarkan tanah yang dimilikinya untuk dibangun diatasnya sebuah Masjid, sampai akhirnya Rasul menyuruh Ontanya untuk berjalan dan ketika berhenti maka di atas tanah itulah akan dibangun masjid.

Hari - Hari di Madinah Al Munawaroh


Setelah selesai urusan kamar dan barang bawaan, kebanyakan jamaah mulai beristirahat. Perasaan dalam diri saya untuk bisa segera melihat langsung dan sholat di Masjid Nabawi seakan tak tertahankan, namun apadaya kesibukan mengurus kamar dan barang bawaan kami (saya, istri dan rekan satu regu) ternyata memakan waktu cukup lama. Terlihat jam sudah menunjukkan hampir pukul 22.00 WSA. Informasi yang kami dapatkan Masjid Nabawi tutup sekitar jam 22.00 WSA dan baru akan dibuka kembali sekitar pukul 03.00 WSA.Wah..sayang (ada perasaan menyesal) tidak bisa segera Sholat di Masjid Nabawi karena saya mengira Masjid terbuka 24 jam. Akhirnya kami pun sholat di Apartemen. Sempat saya dan rekan sekamar keluar untuk melihat Masjid Nabawi namun ketika baru memasuki pagar masjid sebagian rekan tidak tahan dengan udara yang dingin disertai angin kencang. Sehingga sebagian dari kami (termasuk saya) kembali ke Apartemen kemudian beristirahat untuk memulai hari-hari selama di Madinah besok diawali dengan sholat Subuh berjamaah di Masjid Nabawi.

Thursday, March 09, 2006

APARTEMEN ELYAS


Perjalanan dari bandara menuju maktab tidak terlalu lama, kurang lebih 20 menit sudah sampai. Namun demikian walaupun kita sudah disekitar lokasi maktab, calon jamaah tidak diperkenankan turun terlebih dahulu sampai ada perintah dari pihak maktab. Biasanya pihak maktab akan menurunkan koper kita yang berada diatas bis terlebih dahulu baru mempersilahkan calon jamaah turun dari bis. Alhamdulillah kami menempati Apartemen Elyas yang ternyata digedung tersebut terdapat sebuah restoran yang menjual masakan khas Indonesia mulai dari nasi kuning, soto ayam sampai baso. Sehingga buat saya dan istri yang suka sekali baso tidak sulit-sulit untuk mencarinya. Restoran Mia-Mia namanya yang setiap harinya tidak pernah sepi dari serbuan calon jamaah haji dari Indonesia.
Oh iyya Ada yang perlu diketahui bagi calon jamaah ketika baru tiba di penginapan. Hiruk pikuk calon jamah untuk memasuki apartemen biasanya mulai terjadi disini, karena tidak adanya koordinasi sebelumnya antara Ketua Kloter (termasuk antar Ketua Rombongan) dengan pihak apartemen maka untuk pengaturan kamar sedikit kacau. Pembagian kamar belum disiapkan sejak awal, masing-masing Ketua rombongan harus membooking dan mengambil kunci kamar rombongan masing-masing. Hasilnya, ada dalam satu rombongan satu regu yang harus terpisah lantai dengan regu lainnya karena mendapat kamar di lantai yang berbeda. Tidak hanya sampai disitu ujian awal ketika kita tiba dikota Madinah. Selesai pembagian kamar dan kunci untuk setiap regu selanjutnya kita akan disibukkan dengan pencarian koper kita masing-masing yang entah berada di lantai mana ?. Disinilah regu sudah harus memulai peran untuk saling menolong mencarikan koper milik anggotanya. Alhamdulillah identitas koper saya dan istri cukup jelas dan mudah untuk dicari ditengah tumpukan koper-koper lainnya. Disini terasa pentingnya memberikan tanda-tanda Unik pada koper kita agar mudah dicari.
Tawaran 'memaksa' dari Petugas pengangkut koper juga ada di Apartemen, tetapi harap hati-hati karena biasanya mereka akan dengan tiba-tiba minta baksis/tips yang cukup besar 5 Real. Padahal jarak angkut tidak seberapa jauh. Jadi kalau cukup kuat bawa sendiri saja dan katakan "La" (tidak perlu maksudnya) atau kalaupun ingin minta bantuan cukup beri 1 atau 2 Real saja.

Wednesday, March 08, 2006

Malam Hari di Bandara Madinah


Jam menunjukkan pukul 24.00 WIB, berarti pukul 20.00 WSA (Waktu Saudi Arabia) karena memang selisih waktu Indonesia (Jakarta/Bagian Barat) dengan Saudi Arabia 4 jam. Alhamdulillah kami mendarat dengan selamat, lewat pengeras suara kita mendengar pramugari mengatakan suhu diluar 24 derajat. Sekali lagi alhamdulillah karena ternyata dinginnya tidak seperti yang kita bayangkan sebelum berangkat yakni musim dingin di sini bisa mencapai 4 derajat. Calon jamaah pun antri menuruni pesawat. Sebagian calon jamah langsung sujud syukur di landasan dan ada sebagian yang melakukan di dalam bandara setelah selesai mengurus administrasi termasuk saya dan istri. Malam itu suasana di Bandara sangat sepi hanya kloter kami yang tiba. Selesai administrasi kita semua diarahkan untuk memasuki bis yang memang sudah disediakan untuk mengantar calon jamaah ke maktab masing-masing. Dari dalam bis terlihat petugas membawa, mengangkat serta melempar Koper kita ke atas bis dengan semaunya.....wah ternyata benar juga cerita yang saya dapatkan dari mereka yang pernah Haji bahwa petugas disana akan semaunya dalam memperlakukan tas/koper bawaan kita. Mungkin itu juga alasannya mengapa kita dianjurkan untuk tidak membawa barang berupa cairan dalam koper....khawatir tumpah dan mengotori yang lainnya.

Perjalanan Ruhani

Perjalanan Ruhani