Monday, October 30, 2006

# Ziarah di Kota Mekkah


Di sela waktu ibadah di mekkah, rombongan juga melakukan ziarah ke beberapa tempat bersejarah.

- Pemakaman Ma’la
Kalau di Madinah ada makam Baqi, maka di Mekkah juga ada tempat pemakakam yang juga sangat besar yakni Ma’la. Ma’la merupakan tempat pemakaman bagi penduduk mekkah. Termasuk merupakan makam dari Ibunda Khodijah ra, istri pertama Rasul yang begitu mendukung dakwah beliau. Yang pertama menerima dakwah Rasul ketika yang lain menolak. Yang begitu besar kontribusi dana/infaq untuk perjuangan Rasul. Sehingga wajar jika Rasul begitu mencintainya dibanding istri – istri yang lainnya sehingga Aisyah pun cemburu kepadanya. Letak makam Khodijah lebih ke dalam dan memiliki area khusus yang jika kita ingin memasuki perkarangannya melewati terowongan (dibawah jalan raya). Bahkan lokasi pemakamamn Khodijah ini terlihat dari jalan raya karena memang berada disisi jalan besar.

- Masjid Jin – Masjid Kucing – Masjid Ja’ranah
Diantara beberapa masjid bersejarah yang sempat kami kunjungi diantaranya adalah Masjid Jin, Masjid Kucing dan Masjid raya Ja’ronah. Masjid Jin adalah masjid dimana jin berjanji kepada Rasul, letaknya cukup dekat dekat maktab kami. Sehingga beberapa kali sempat saya sholat dzuhur di masjid ini. Adapun masjid Kucing tidak sempat saya merasakan sholat di dalamnya, karena memang lokasinya yang dekat dengan masjidil haram, tepatnya di sekitaran pasar seng. Dan karena rute perjalanan pulang-pergi kami dari maktab ke Masidil Haram melalui jalan ini, maka setiap kali itu juga kami melewati masjid kucing ini.
Sedang Masjid Ja’ronah, adalah masjid yang letaknya lumayan jauh dari masjidil haram. Letaknya kurang lebih 20 Km dari masjidil haram. Ada satu keistimewaan di masjid ja’ronah ini, yaitu dahulu memiliki sumber mata air yang konon airnya ini memiliki keistimewaan bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Karena dikhawatirkan dapat menyebabkan kepercayaan yang berlebihan dan bahkan melebihi air zama-zam, maka sumber air ini pun kemudian ditutup. Tetapi jika kita berkunjung ke sana, maka kita masih mendapatkan anak-anak yang menjual air ja’ranah.

- Jabal Rahmah
Kesempatan kami berkunjung ke tempat ini disebabkan karena beberapa hari lagi menjelang rangkaian ibadah haji dilaksanakan, sehingga kunjungan ini merupakan survei meninjau lokasi yang akan kita datanagi saat haji nanti. Oh iyya Jabal Rahmah merupakan bagian dari Padang Arafah. Di tempat ini konon merupakan tempat bertemunya Nabi Adam As dan Siti Hawa. Sehingga sampai saat ini di yakini sebagai tempat yang mustajab untuk berdo’a khususnya berkenaan dengan permintaan jodoh/pasangan hidup. Maka banyak para jamaah haji yang berdoa di tempat ini agar anak-anaknya diberi kan jodoh yang baik...

# Uniknya Jamaah Haji Turki

Keunikan jamaah haji dari turki sebenarnya sudah mulai terlihat sejak kami di Madinah. Beberapa keunikan jamaah ini :
- Menggunakan Seragam, dengan warna dan model yang sama walau mereka dari lembaga Haji yang berbeda.
- Bahasa komunikasi, mereka tidak bisa berbahasa Inggris dan Arab. Bahasa pengantar mereka hanya bahasa

Turki saja.
- Selalu bergerombol, baik dijalan maupun ketika thawaf. Hal yang wajar karena memang sebagian besar jamaah

mereka dari kalangan orang tua yang sedikit kesulitan jika terpisah dari rombongan.
- Kaos Kaki rajutan, sering kali istri melihat kaum ibu turki yang menggunakan kaos kaki pelapis yang sangat unik.

Setelah mencoba ngobrol dan bertanya dengan jamaah dari turki, ternyata mereka merajut sendiri kaos kaki
tersebut. Melihat perhatian istri terhadap kaos kaki itu sampai salah seorang ibu kemudian memberikan kaos kaki
yang dipakainya untuk istri....alhamdulilah Thank You Mam....

# Berkenalan dengan Saudara Se-iman

Saat ashar sampai Isya biasanya saya dan istri mencoba berpindah-pindah tempat untuk sholat dan tadarus agar merasakan suasana yang berbeda dan berkenalan dengan saudara-saudara seiman dari berbagai negara mulai dari Pakistan, Al jazair, Turki, India, Thailand, Yaman, Malaysia dan lain sebagainya. Alhamdulillah dengan sedikit bahasa Arab dan Inggris yang saya bisa banyak membantu dalam berkomunikasi dengan mereka, kalau istri lebih banyak menggunakan kemahiran bahasa inggrisnya dalam berkomunikasi. Jamaah dari berbagai negara tersebut umumnya bagi yang berpendidikan bisa berbahasa Inggris walaupun dari negara Timur Tengah sekalipun.

Diskusi dengan Brother Ismail seorang guru seni dari Thailand cukup menarik, suasana berbeda yang beliau rasakan antara di Madinah dan di Mekkah sama seperti yang saya alami, yakni terasa lebih khusyu dan tenang di Madinah (Masjid Nabawi). Beliau melihat dari sisi bangunan dan sekitarnya. Menurutnya Masjidil Haram dengan bangunan sekelilingnya yang terdiri dari gedung-gedung yang terkadang lebih tinggi dari menara masjidil haram turut mempengaruhi suasana kekhusyu’an di masjidil haram.

Lain lagi dengan Pak Cik dari Malaysia, suasana ibadah di Masjidil Haram yang semakin penuh saat musim haji akan tiba terkadang menyebabkan suasana yang tidak enak diantara jamaah, tidak jarang antara jamaah harus berdebat dan bersitegang hanya karena berebut tempat untuk sholat. Bagi pak Cik kita semua mesti sabar dan ikhlas, yakini bahwa setiap kita pasti diberikan tempat oleh Allah SWT. Uniknya beliau beberapa kali bermimpi yang mimpinya itu menunjukan untuk melakukan sesuatu di tempat tertentu disekitar masjidil haram. Salah satu contohnya beliau ceritakan untuk segera pergi ke mesjid (walau saat itu baru jam 01.00 dinihari) dan masuk lewat pintu yang disebutkan dalam mimpinya serta membaca beberapa ayat yang maknanya sama dalam beberapa ayat-ayat dalam al quran. Sempat juga Pak Cik bertanya kepada saya beberapa ayat dalam beberapa surat. Alhamdulillah karena saya membawa qur’an As Syaamil yang ada terjemahannya, maka tidak terlalu sulit untuk mencarinya.

Sedang Istri, sempat juga berkenalan dengan beberapa muslimah dari berbagai negara. Ada Sister Fadhwa dari negri Maroko yang bacaan tilawahnya sangat bagus dan masih sangat muda. Alhamdulillah berkat kursus bahasa Perancis yang pernah diikuti istri, cukup membantu komunikasi dengan beberapa muslimah yang biasanya negaranya bekas jajahan Perancis. Termasuk dengan sister Fadhwa yang saat ini menetap di Belgia, dialog mengalir dengan bahasa Perancis.
Ada juga muslimah muda dari India (namanya lupa..), seorang sarjana psikologi yang ternyata pengantin baru dengan suami seorang dokter gigi. Ternyata banyak juga kalangan muda muslim India yang berhaji. Tapi memang umumnya dilakukan oleh mereka yang berpendidikan tinggi.

# Kegiatan rutin


Ibadah rutin seperti biasa kami lakukan mulai dari sebelum subuh kami sudah berangkat ke Masjid dengan harapan bisa melakukan sholat malam satu jam sebelum masuk waktu subuh. Selesai subuh setelah wirid al matsurat dan tadarus al quran kami tetap menunggu sampai waktu dhuha. Setelah dhuha baru kami keluar masjid. Biasanya sambil berjalan kembali ke maktab kami cari sarapan sambil mencoba berbagai jenis makanan yang ada disana. Kalau untuk makan siang, alhamdulillah regu kami termasuk yang cukup kompak sehingga sepakat untu masak sendiri, sengaja kita setting untuk makan siang saja karena agar para ibu juga bisa ibadah di masjidil haram, karena umumnya kita berangkat dan full standby di masjid sejak Ashar hingga Isya. Untuk makan malamnya kita bisa cari di sepanjang perjalanan pulang dari masjid. Namun demikian untuk nasi sengaja dimasak lebih banyak agar jika yang ingin makan malam tinggal membeli lauk sendiri atau makan dengan makanan keringan yang dibawa dari tanah air seperti goreng tempe dan teri dsb. Wal hasil dengan 50 real per orang dari 12 orang dalam satu regu, anggaran untuk satu bulan masih tersisa. Sehingga menjelang pulang setiap orang menerima kembali 10 real. Padahal iuran 50 real per orang termasuk untuk membeli perlengkapan dapur seperti rice cooker dan kompor sisanya baru untuk belanja sayuran dan beras selama satu bulan..ternyata cukup hemat juga selain murah yang lebih terpenting adalah rasa kebersamaan diantara kami.

Jadwal kegiatan selama di Mekkah :
03.30 – 04.00 : Bangun persiapan ke Masjid
04.00 – 07.00 : Ke Masjid (Sholat, tadarus, wirid Al Matsurat & Sholat Dhuha)
07.00 – 08.30 : Cari-cari sarapan
08.30 – 11.00 : Ziarah/beres2 di Apartemen (cuci pakaian, plus masak)
11.00 – 13.00 : Sholat Dzuhur
13.00 – 15.00 : Makan siang di Maktab dan istirahat
15.00 - 19.30 :Di Masjid (Sholat Ashar - Isya, tadarus, wirid al matsurat)
19.30 – 20.30 : Keliling sekitar masjid sambil pulang dan cari makan malam
20.30 – 22.00 : Diskusi dengan rekans sekamar dan istirahat

Hari – hari di Mekkah menunggu Waktu Haji


Hari – hari di Mekkah saat menunggu datangnya waktu ibadah haji di isi dengan berbagai kegiatan mulai dari Ibadah rutin sholat 5 waktu, Ziarah makam dan tempat bersejarah termasuk masjid serta survei ke padang arafah tempat wukuf saat haji. Sempat pula kami ke Jeddah untuk melihat laut merah dan ke pusat perbelanjaan disana.

Umroh

Sesaat setelah sampai di Maktab, rombongan istirahat serta bersiap untuk melakukan Umroh sebagai rangkaian dari Ibadah Haji Tamattu. Keputusan waktu untuk melakukan Umroh ditetapkan ketua rombongan ba’da isya, jadi cukup lama juga istirahat kita, sejak menjelang dzuhur sampai Isya. Karena waktunya panjang maka terhadap larangan iham harus tetap dijaga. Pilihan waktu isya menurut Karom agar waktu nya lebih leluasa dan ketika sebagian jamaah sdh selesai ibadah di Masjidil Haram sehingga agak lebih lenggang. Ba’da isya rombongan sudah bersiap dari depan maktab....dan talbiyah pun berkumandang kembali....labbaika Allahumma labbaik...... Sepanjang perjalanan hati terus bertanya seperti apa bentuk sesungguhnya masjidil Haram dan kabah yang menjadi sentral perhatian kaum muslimin ini.
Alhamdulillah....kurang lebih 15 menit berjalan dari maktab kita pun sampai di depan halaman Masjidil Haram, Subhanallah ...ternyata berbeda dengan dugaan sebelumnya, kalau di Nabawi terlihat dari kejauhan kemegahan Masjidnya, tetapi Masjidil Haram berada diantara gedung-gedung dan tidak terlalu tampak dari kejauhan. Ternyata keberadaannya memang berada agak kebawah dan menjorok ke dalam...mungkin karena dahulu merupakan bagian dari lembah yang ada....?
Tidak lama kemudian Rombongan dirapikan agar tidak terpencar mengingat ternyata banyak juga rombongan jamaah lain yang akan melakukan umroh. Ketika rombongan sudah bergerak dan akan memasuki Masjidil Haram, kami mencoba untuk memisahkan diri sejenak dengan rombongan agar bisa masuk melalui Pintu ’Baabussalam’, karena kami meyakini (baca Sunnah Rasul, red) dari pintu inilah kita mestinya memasuki Masjidil Haram, sedang rombongan masuk lewat samping pintu Baabussalam bagian atas (karena jika melalui jalur seperti kami tidak diijinkan oleh askar karena akan memotong jalur Sa’i yang juga ramai dipakai jamaah)... A’udzubillahil ’adhim wa biwajhil kariim.....kami mulai melangkahkan kaki di dalam masjid, dan tidak lama kemudian terlihatlah Kabah nan kokoh berdiri .....maka lisanpun bergerak melafazkan ’Allahumma antass salam wa minkas salam.......’ terus berulang hingga meneteslah airmata kami.......(Alhamdulillah..Engkau ijinkan kami memandang rumah-Mu langsung Ya Allah...). Setelah puas memandang kami pun bergerak untuk mencari posisi awal untuk thawaf.......saat ini sudah tidak lagi dalam bentuk garis coklat, namun terlihat lampu hijau di sudut sebelah kanan segaris diagonal Hajar Aswad yang bisa dijadikan posisi awal thawaf. Alhamdulillah 3 putaran awal dengan ’raml’ (berlari-lari kecil bagi laki-laki) bisa saya lakukan dengan istri berjalan agak cepat ditengah banyaknya jamaah yang thawaf. Diantara putaran thawaf sempat juga istri bertanya ...apa ndak sekalian coba mencium hajar aswad...? Melihat kondisi saat itu terus terang sepertinya tidak mungkin bisa, maka sayapun menjawab nanti sajalah....Dalam hati mengatakan nanti sajalah kalau thawaf tidak dengan istri....(alhamdulillah beberapa hari kemudian hal itu terwujud.....Wa Huwa a’lamu ma fiishshudur-Dan Dia mengetahi apa yang ada dalam hati kita- ). Selesai 7 putaran kami menuju belakang maqam Ibrahim untuk sholat 2 rakaat dan berdo’a. Kemudian kami pun merapat ke belakang untuk minum air zam-zam terlebih dahulu ...sekaligus saya usap kepala dengan air zam-zam. Setelah istirahat sejenak rangkaian umroh kami lanjutkan dengan melakukan Sa’i dari Shofa ke Marwa dengan terus melantunkan do’a – do’a yang telah kami susun dan hafal. Alhamdulillah Rangkaian umroh selesai kami lakukan dengan tahalul (mencukur rambut) sebagai penutup. Oh iyya karena setelah umroh ini tidak lama kemudian kami akan berhaji maka saya tidak cukur habis rambut kepala melainkan cukur rata pendek, padahal sunnahnya lebih baik mencukur habis rambut kepala bagi laki-laki. Saya pikir.... Nanti saja saya akan lakukakan itu ketika tahalul dalam rangkaian ibadah haji. Sedang untuk istri/para wanita cukup sepanjang 2 cm dari beberapa helai rambutnya. Sekitar pukul 22.00 WSA masih pada tanggal 21 Desember kami telah kembali ke Maktab untuk beristirahat dan bersih – bersih. Alhamdulillah tahap kedua dari rangkaian Ibadah Madinah – Mekkah telah kami selesaikan......., Ibadah 8 Hari di Masjid Nabawi dan Umroh....tinggal menunggu Ibadah Pucaknya yakni Haji.