Friday, February 23, 2007

Mina - Muzdalifah - Arafah

Selepas sholat subuh, dzikir dan tilawah quran kami segera berkemas untuk melanjutkan perjalanan menuju Arafah, ya ...tepatnya tanggal 9 Dzulhijah. Begitupun dengan jamaah haji yang lain, semua sibuk berkemas untuk persiapan melanjutkan perjalanan. Kembali ransel kami gendong dan dengan Bismillah.....kami melanjutkan perjalanan diiringi dengan lantunan talbiyah yang senantiasa kita lafazkan...rg.Labbaik Allahumma labbaik....
Subhanallah.......semangat disertai suasana haru mengiringi langkah kami menuju Arafah melalui Muzdalifah. Tetesan air mata tak tertahan dengan lisan terus mengumandangkan talbiyah......terbayang dalam renungan saya, mungkin beginilah kelak ketika Allah SWT mengumpulkan manusia....semua jamaah bergegas dengan pakaian serba putih sambil meneriakan lafaz talbiyah. Dan seolah semua ingin menjadi yang pertama memenuhi panggilan Allah dan berhadapan dengan-Nya....


Arafah - Arafah........

Arafah...Arafah.....tiba-tiba terdengar teriakan yang membangunkan istirahat tidur kami yang baru sesaat, teriakan dari kenek angkutan yang menawarkan jasa mengantar jamaah haji yang mabit di Mina jika ingin melanjutkan perjalanan menggunakan angkutan . Wah.. Padahal waktu masih pukul 03.00 waktu sana. Masih terlalu pagi jika harus bangun apalagi berangkat ke Arafah, karena keutamaannya (baca sunnah) adalah ketika matahari mulai menaik yakni ba’da subuh atau sekitar baru masuk waktu dluha. Akhirnya ..karena sudah terbangun maka matapun sulit untuk dipejamkan lagi...

Menikmati Gerimis Tengah Malam


Ketika malam semakin larut dan saat mata baru saja terpejam, tiba – tiba kami merasakan ada titik – titik air dari atas......bi gerimis ..kata istriku .... Alhamdulillah sempat kami merasakan gerimis di negara yg konon hujan itu bisa di hitung dengan jari dalam satu tahunnya. Walau pada saat yang bersamaan kita pun sempat khawatir akan berteduh di mana..soalnya kami tidak memakai tenda. Sempat saya berbenah dan menitipkan ransel serta bawaan lainnya di Pos Penjagaan Petugas yang memang berada dibelakang tempat kami menggelar tikar. Namun keadaan tersebut tidak terlalu lama ...kurang lebih 5 menit kemudian gerimis pun berhenti, maka saya keluarkan lagi ransel dan bawaan dari tenda Pos Penjagaan. Tetapi...eh ..tidak lama gerimis lagi...ketika itu kita sudah agak pasrah ....ya sudah kalau memang harus basah-basahan kita akan terima. Namun Alhamdulillah seperti yg pertama, 5 menit kemudian gerimis pun berhenti dan terus sampai pagi tidak turun hujan.

Mina di Saat Senja


Suasana di Mina saat senja terlihat indah, hiruk pikuk, lalu lalang para jamaah haji terlihat sangat ramai. Ada yang mencari makan, ke hammam (toilet) dan sebagainya. Kalau sudah begini.... perasaan asing dan minder alhamdulillah tidak kami rasakan. Saya mencoba tegur sapa dan berkomunikasi dengan mereka disela-sela dzikir dan tilawah. Sungguh benar – benar terasa ...Innamal mu’minuna ikhwah...kami saling berbagi perbekalan yang kami miliki, bahkan untuk memberi itu mereka sengaja membelikannya....subhanallah.

Berawal dari Masjidil Haram




Saya dan istri sepakat akan memulai di hari Tarwiyah perjalanan inti haji dari Masjidil Haram, maka menjelang subuh kami sudah berangkat dari maktab menuju Masjidil Haram. Alhamdulillah sesuai rencana Selepas Dluha maka kami pun berniat untuk haji, Labbaika Allahumma Hajjan....Labbaik Allahumma Labbaik....Labbaik kalaa Syariika laka labbaik..................innal hamda wanni’mata lakal walmuka laa syarii ka laka.
Subhanallah, berduyun-duyun para jamaah yang berjalan kaki menuju Mina di hari tarwiyah ini, sehingga kami merasa suasana begitu berbeda, yakni mucul semangat yang lebih besar.