Thursday, December 14, 2006

Mina


Pagi ini di mina,
11 Dzulhijjah 1426/11 Januari 2006 ,
kami beli topi Tazkistan...asli orang sana yang jual
kami beli topi yg perempuan 25 real dan topi laki-laki 10 real
hangggaaat....., untuk mengusir dinginnya pagi itu di mina.

Karena yang jual gak bisa bahasa Arab ataupun Inggris, jadilah transaksi dengan isyarat. topi wanita ini tinggal satu-satunya...teman-teman di tenda dan orang-orang sepanjang perjalanan yang liat daku pake topi ini pada nanya tempat belinya, tapi sayang sudah habis barangnya.

Malah punya Abi, ditawar sama pedagang di makkah 20 real, 10 real lebih mahal...
beberapa bapak tua Turki juga acung-acung jempol dan coba topi ini...ingin kali ya.
Tapi kita juga pengen punya oleh-oleh khas dari perjalanan ini.

Tazkistan ,...salah satu negara bagian di soviet..yang iklimnya dingin.
Pantas saja mereka jual perlengkapan hangat dari bulu-bulu binatang.
Khas..banget..

Friday, November 24, 2006

Tanazul



Tanggal 8 Dzulhijjah 1426/8 Januari 2006,Mengawali perjalanan inti haji.Dinamakan Tarwiyyah (bersiap-siap), setelah memutuskan untuk mengikuti sunnah rasul SAW. Perjalanan kami coba dengan berjalan kaki, dari masjidil haram menuju mina dan mabit di sana.Kata suamiku - Ngoboy- aja, jadilah kita terdampar di perkemahan area India...di pinggir jalan.sengaja tidak mabit di Tenda Indonesia , karena jaraknya lebih jauh dari perjalanan yang akan kami lanjutkan esok harinya ke mudzalifah...maka, kami hanya mencari 'peristirahatan' yang tidak terlalu jauh dari Pedestrian.Alhamdulillah, banyak kenalan yang kami dapat : ada 2 orang abang-adik dari philliphines- keduanya tenaga kerja di Arab-kakaknya tenaga landscaping pertamanan di arab, adiknya 'assisten rumah' - mereka fasih berbicara Arab-Inggris, 1 orang bapak dan 2 orang anaknya dari mesir, keluarga dari Iran, rombongan Pakistan dll.

PERJALANAN INTI HAJI

18 hari sudah kami mengisi hari – hari di mekkah menunggu waktu haji. Cukup lama juga kami menanti, ya ..itulah bagian dari konsekuensi kloter awal gelombang pertama. Tidak sedikit rekan satu rombongan atau regu bahkan sekamar yang sempat jatuh sakit bahkan ketika harus berangkat ke arofah pun dengan kondisi tubuh yang tidak fit. Alhamdulillah kami diberikan kesehatan sehingga sesuai rencana kami mohon ijin ke Ketua Rombongan untuk 'Tanazul' memisahkan diri, hendak melakukan napak tilas Rasul dengan berjalan kaki pada hari Tarwiyah tanggal 8 Dzulhijjah menuju Mina terlebih dahulu untuk Mabit di sana. Sementara Rombongan dari Maktab akan melakukan perjalanan langsung ke Arofah.

Monday, October 30, 2006

# Ziarah di Kota Mekkah


Di sela waktu ibadah di mekkah, rombongan juga melakukan ziarah ke beberapa tempat bersejarah.

- Pemakaman Ma’la
Kalau di Madinah ada makam Baqi, maka di Mekkah juga ada tempat pemakakam yang juga sangat besar yakni Ma’la. Ma’la merupakan tempat pemakaman bagi penduduk mekkah. Termasuk merupakan makam dari Ibunda Khodijah ra, istri pertama Rasul yang begitu mendukung dakwah beliau. Yang pertama menerima dakwah Rasul ketika yang lain menolak. Yang begitu besar kontribusi dana/infaq untuk perjuangan Rasul. Sehingga wajar jika Rasul begitu mencintainya dibanding istri – istri yang lainnya sehingga Aisyah pun cemburu kepadanya. Letak makam Khodijah lebih ke dalam dan memiliki area khusus yang jika kita ingin memasuki perkarangannya melewati terowongan (dibawah jalan raya). Bahkan lokasi pemakamamn Khodijah ini terlihat dari jalan raya karena memang berada disisi jalan besar.

- Masjid Jin – Masjid Kucing – Masjid Ja’ranah
Diantara beberapa masjid bersejarah yang sempat kami kunjungi diantaranya adalah Masjid Jin, Masjid Kucing dan Masjid raya Ja’ronah. Masjid Jin adalah masjid dimana jin berjanji kepada Rasul, letaknya cukup dekat dekat maktab kami. Sehingga beberapa kali sempat saya sholat dzuhur di masjid ini. Adapun masjid Kucing tidak sempat saya merasakan sholat di dalamnya, karena memang lokasinya yang dekat dengan masjidil haram, tepatnya di sekitaran pasar seng. Dan karena rute perjalanan pulang-pergi kami dari maktab ke Masidil Haram melalui jalan ini, maka setiap kali itu juga kami melewati masjid kucing ini.
Sedang Masjid Ja’ronah, adalah masjid yang letaknya lumayan jauh dari masjidil haram. Letaknya kurang lebih 20 Km dari masjidil haram. Ada satu keistimewaan di masjid ja’ronah ini, yaitu dahulu memiliki sumber mata air yang konon airnya ini memiliki keistimewaan bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Karena dikhawatirkan dapat menyebabkan kepercayaan yang berlebihan dan bahkan melebihi air zama-zam, maka sumber air ini pun kemudian ditutup. Tetapi jika kita berkunjung ke sana, maka kita masih mendapatkan anak-anak yang menjual air ja’ranah.

- Jabal Rahmah
Kesempatan kami berkunjung ke tempat ini disebabkan karena beberapa hari lagi menjelang rangkaian ibadah haji dilaksanakan, sehingga kunjungan ini merupakan survei meninjau lokasi yang akan kita datanagi saat haji nanti. Oh iyya Jabal Rahmah merupakan bagian dari Padang Arafah. Di tempat ini konon merupakan tempat bertemunya Nabi Adam As dan Siti Hawa. Sehingga sampai saat ini di yakini sebagai tempat yang mustajab untuk berdo’a khususnya berkenaan dengan permintaan jodoh/pasangan hidup. Maka banyak para jamaah haji yang berdoa di tempat ini agar anak-anaknya diberi kan jodoh yang baik...

# Uniknya Jamaah Haji Turki

Keunikan jamaah haji dari turki sebenarnya sudah mulai terlihat sejak kami di Madinah. Beberapa keunikan jamaah ini :
- Menggunakan Seragam, dengan warna dan model yang sama walau mereka dari lembaga Haji yang berbeda.
- Bahasa komunikasi, mereka tidak bisa berbahasa Inggris dan Arab. Bahasa pengantar mereka hanya bahasa

Turki saja.
- Selalu bergerombol, baik dijalan maupun ketika thawaf. Hal yang wajar karena memang sebagian besar jamaah

mereka dari kalangan orang tua yang sedikit kesulitan jika terpisah dari rombongan.
- Kaos Kaki rajutan, sering kali istri melihat kaum ibu turki yang menggunakan kaos kaki pelapis yang sangat unik.

Setelah mencoba ngobrol dan bertanya dengan jamaah dari turki, ternyata mereka merajut sendiri kaos kaki
tersebut. Melihat perhatian istri terhadap kaos kaki itu sampai salah seorang ibu kemudian memberikan kaos kaki
yang dipakainya untuk istri....alhamdulilah Thank You Mam....

# Berkenalan dengan Saudara Se-iman

Saat ashar sampai Isya biasanya saya dan istri mencoba berpindah-pindah tempat untuk sholat dan tadarus agar merasakan suasana yang berbeda dan berkenalan dengan saudara-saudara seiman dari berbagai negara mulai dari Pakistan, Al jazair, Turki, India, Thailand, Yaman, Malaysia dan lain sebagainya. Alhamdulillah dengan sedikit bahasa Arab dan Inggris yang saya bisa banyak membantu dalam berkomunikasi dengan mereka, kalau istri lebih banyak menggunakan kemahiran bahasa inggrisnya dalam berkomunikasi. Jamaah dari berbagai negara tersebut umumnya bagi yang berpendidikan bisa berbahasa Inggris walaupun dari negara Timur Tengah sekalipun.

Diskusi dengan Brother Ismail seorang guru seni dari Thailand cukup menarik, suasana berbeda yang beliau rasakan antara di Madinah dan di Mekkah sama seperti yang saya alami, yakni terasa lebih khusyu dan tenang di Madinah (Masjid Nabawi). Beliau melihat dari sisi bangunan dan sekitarnya. Menurutnya Masjidil Haram dengan bangunan sekelilingnya yang terdiri dari gedung-gedung yang terkadang lebih tinggi dari menara masjidil haram turut mempengaruhi suasana kekhusyu’an di masjidil haram.

Lain lagi dengan Pak Cik dari Malaysia, suasana ibadah di Masjidil Haram yang semakin penuh saat musim haji akan tiba terkadang menyebabkan suasana yang tidak enak diantara jamaah, tidak jarang antara jamaah harus berdebat dan bersitegang hanya karena berebut tempat untuk sholat. Bagi pak Cik kita semua mesti sabar dan ikhlas, yakini bahwa setiap kita pasti diberikan tempat oleh Allah SWT. Uniknya beliau beberapa kali bermimpi yang mimpinya itu menunjukan untuk melakukan sesuatu di tempat tertentu disekitar masjidil haram. Salah satu contohnya beliau ceritakan untuk segera pergi ke mesjid (walau saat itu baru jam 01.00 dinihari) dan masuk lewat pintu yang disebutkan dalam mimpinya serta membaca beberapa ayat yang maknanya sama dalam beberapa ayat-ayat dalam al quran. Sempat juga Pak Cik bertanya kepada saya beberapa ayat dalam beberapa surat. Alhamdulillah karena saya membawa qur’an As Syaamil yang ada terjemahannya, maka tidak terlalu sulit untuk mencarinya.

Sedang Istri, sempat juga berkenalan dengan beberapa muslimah dari berbagai negara. Ada Sister Fadhwa dari negri Maroko yang bacaan tilawahnya sangat bagus dan masih sangat muda. Alhamdulillah berkat kursus bahasa Perancis yang pernah diikuti istri, cukup membantu komunikasi dengan beberapa muslimah yang biasanya negaranya bekas jajahan Perancis. Termasuk dengan sister Fadhwa yang saat ini menetap di Belgia, dialog mengalir dengan bahasa Perancis.
Ada juga muslimah muda dari India (namanya lupa..), seorang sarjana psikologi yang ternyata pengantin baru dengan suami seorang dokter gigi. Ternyata banyak juga kalangan muda muslim India yang berhaji. Tapi memang umumnya dilakukan oleh mereka yang berpendidikan tinggi.

# Kegiatan rutin


Ibadah rutin seperti biasa kami lakukan mulai dari sebelum subuh kami sudah berangkat ke Masjid dengan harapan bisa melakukan sholat malam satu jam sebelum masuk waktu subuh. Selesai subuh setelah wirid al matsurat dan tadarus al quran kami tetap menunggu sampai waktu dhuha. Setelah dhuha baru kami keluar masjid. Biasanya sambil berjalan kembali ke maktab kami cari sarapan sambil mencoba berbagai jenis makanan yang ada disana. Kalau untuk makan siang, alhamdulillah regu kami termasuk yang cukup kompak sehingga sepakat untu masak sendiri, sengaja kita setting untuk makan siang saja karena agar para ibu juga bisa ibadah di masjidil haram, karena umumnya kita berangkat dan full standby di masjid sejak Ashar hingga Isya. Untuk makan malamnya kita bisa cari di sepanjang perjalanan pulang dari masjid. Namun demikian untuk nasi sengaja dimasak lebih banyak agar jika yang ingin makan malam tinggal membeli lauk sendiri atau makan dengan makanan keringan yang dibawa dari tanah air seperti goreng tempe dan teri dsb. Wal hasil dengan 50 real per orang dari 12 orang dalam satu regu, anggaran untuk satu bulan masih tersisa. Sehingga menjelang pulang setiap orang menerima kembali 10 real. Padahal iuran 50 real per orang termasuk untuk membeli perlengkapan dapur seperti rice cooker dan kompor sisanya baru untuk belanja sayuran dan beras selama satu bulan..ternyata cukup hemat juga selain murah yang lebih terpenting adalah rasa kebersamaan diantara kami.

Jadwal kegiatan selama di Mekkah :
03.30 – 04.00 : Bangun persiapan ke Masjid
04.00 – 07.00 : Ke Masjid (Sholat, tadarus, wirid Al Matsurat & Sholat Dhuha)
07.00 – 08.30 : Cari-cari sarapan
08.30 – 11.00 : Ziarah/beres2 di Apartemen (cuci pakaian, plus masak)
11.00 – 13.00 : Sholat Dzuhur
13.00 – 15.00 : Makan siang di Maktab dan istirahat
15.00 - 19.30 :Di Masjid (Sholat Ashar - Isya, tadarus, wirid al matsurat)
19.30 – 20.30 : Keliling sekitar masjid sambil pulang dan cari makan malam
20.30 – 22.00 : Diskusi dengan rekans sekamar dan istirahat

Hari – hari di Mekkah menunggu Waktu Haji


Hari – hari di Mekkah saat menunggu datangnya waktu ibadah haji di isi dengan berbagai kegiatan mulai dari Ibadah rutin sholat 5 waktu, Ziarah makam dan tempat bersejarah termasuk masjid serta survei ke padang arafah tempat wukuf saat haji. Sempat pula kami ke Jeddah untuk melihat laut merah dan ke pusat perbelanjaan disana.

Umroh

Sesaat setelah sampai di Maktab, rombongan istirahat serta bersiap untuk melakukan Umroh sebagai rangkaian dari Ibadah Haji Tamattu. Keputusan waktu untuk melakukan Umroh ditetapkan ketua rombongan ba’da isya, jadi cukup lama juga istirahat kita, sejak menjelang dzuhur sampai Isya. Karena waktunya panjang maka terhadap larangan iham harus tetap dijaga. Pilihan waktu isya menurut Karom agar waktu nya lebih leluasa dan ketika sebagian jamaah sdh selesai ibadah di Masjidil Haram sehingga agak lebih lenggang. Ba’da isya rombongan sudah bersiap dari depan maktab....dan talbiyah pun berkumandang kembali....labbaika Allahumma labbaik...... Sepanjang perjalanan hati terus bertanya seperti apa bentuk sesungguhnya masjidil Haram dan kabah yang menjadi sentral perhatian kaum muslimin ini.
Alhamdulillah....kurang lebih 15 menit berjalan dari maktab kita pun sampai di depan halaman Masjidil Haram, Subhanallah ...ternyata berbeda dengan dugaan sebelumnya, kalau di Nabawi terlihat dari kejauhan kemegahan Masjidnya, tetapi Masjidil Haram berada diantara gedung-gedung dan tidak terlalu tampak dari kejauhan. Ternyata keberadaannya memang berada agak kebawah dan menjorok ke dalam...mungkin karena dahulu merupakan bagian dari lembah yang ada....?
Tidak lama kemudian Rombongan dirapikan agar tidak terpencar mengingat ternyata banyak juga rombongan jamaah lain yang akan melakukan umroh. Ketika rombongan sudah bergerak dan akan memasuki Masjidil Haram, kami mencoba untuk memisahkan diri sejenak dengan rombongan agar bisa masuk melalui Pintu ’Baabussalam’, karena kami meyakini (baca Sunnah Rasul, red) dari pintu inilah kita mestinya memasuki Masjidil Haram, sedang rombongan masuk lewat samping pintu Baabussalam bagian atas (karena jika melalui jalur seperti kami tidak diijinkan oleh askar karena akan memotong jalur Sa’i yang juga ramai dipakai jamaah)... A’udzubillahil ’adhim wa biwajhil kariim.....kami mulai melangkahkan kaki di dalam masjid, dan tidak lama kemudian terlihatlah Kabah nan kokoh berdiri .....maka lisanpun bergerak melafazkan ’Allahumma antass salam wa minkas salam.......’ terus berulang hingga meneteslah airmata kami.......(Alhamdulillah..Engkau ijinkan kami memandang rumah-Mu langsung Ya Allah...). Setelah puas memandang kami pun bergerak untuk mencari posisi awal untuk thawaf.......saat ini sudah tidak lagi dalam bentuk garis coklat, namun terlihat lampu hijau di sudut sebelah kanan segaris diagonal Hajar Aswad yang bisa dijadikan posisi awal thawaf. Alhamdulillah 3 putaran awal dengan ’raml’ (berlari-lari kecil bagi laki-laki) bisa saya lakukan dengan istri berjalan agak cepat ditengah banyaknya jamaah yang thawaf. Diantara putaran thawaf sempat juga istri bertanya ...apa ndak sekalian coba mencium hajar aswad...? Melihat kondisi saat itu terus terang sepertinya tidak mungkin bisa, maka sayapun menjawab nanti sajalah....Dalam hati mengatakan nanti sajalah kalau thawaf tidak dengan istri....(alhamdulillah beberapa hari kemudian hal itu terwujud.....Wa Huwa a’lamu ma fiishshudur-Dan Dia mengetahi apa yang ada dalam hati kita- ). Selesai 7 putaran kami menuju belakang maqam Ibrahim untuk sholat 2 rakaat dan berdo’a. Kemudian kami pun merapat ke belakang untuk minum air zam-zam terlebih dahulu ...sekaligus saya usap kepala dengan air zam-zam. Setelah istirahat sejenak rangkaian umroh kami lanjutkan dengan melakukan Sa’i dari Shofa ke Marwa dengan terus melantunkan do’a – do’a yang telah kami susun dan hafal. Alhamdulillah Rangkaian umroh selesai kami lakukan dengan tahalul (mencukur rambut) sebagai penutup. Oh iyya karena setelah umroh ini tidak lama kemudian kami akan berhaji maka saya tidak cukur habis rambut kepala melainkan cukur rata pendek, padahal sunnahnya lebih baik mencukur habis rambut kepala bagi laki-laki. Saya pikir.... Nanti saja saya akan lakukakan itu ketika tahalul dalam rangkaian ibadah haji. Sedang untuk istri/para wanita cukup sepanjang 2 cm dari beberapa helai rambutnya. Sekitar pukul 22.00 WSA masih pada tanggal 21 Desember kami telah kembali ke Maktab untuk beristirahat dan bersih – bersih. Alhamdulillah tahap kedua dari rangkaian Ibadah Madinah – Mekkah telah kami selesaikan......., Ibadah 8 Hari di Masjid Nabawi dan Umroh....tinggal menunggu Ibadah Pucaknya yakni Haji.

Friday, September 29, 2006

MAKTAB 2 SYIEB AMIR


Alhamdulillah, setelah nunggu beberapa saat di dalam bis, maka kami pun turun menuju pemondokan masing-masing yang sudah ditentukan. Maktab 2 Syieb Amir no 260 adalah nomor pemondokan kami. Lokasi disekitar dekat ’Muwakif Hujjun’ atau Tempat Parkir Hujjun. Lokasi ini sekitar kurang lebih 900 meter dari Masjidil Haram dan bersebrangan dengan Masjid Jin. Setelah selesai pembagian kamar, alhamdulillah regu kami menempati lantai 5 dari 8 lantai yang ada. Terlihat sekali bahwa pemondokan ini merupakan bangunan yang sudah sangat tua. Paling tidak dari model lift-nya yang masih menggunakan sistem katrol terbuka dengan hanya daya tampung sekitar 3-4 orang idealnya. Begitu pun dengan model AC-nya yang merupakan buatan belasan tahun yang lalu. Tapi alhamdulillah itu semua memang harus kita terima dengan ikhlas...ya sebagai ujian juga untuk kita sebab terkadang liftnya mati alias tidak berfungsi. Alhasil kita semua harus olah raga dengan menaiki tangga manual untuk menuju kamar kita masing-masing.

TIBA DI MEKKAH AL MUKAROMAH

Sekitar pukul 09.00 WSA, rabu 21 Desember 2005 Alhamdulillah kita sudah masuk di Kota Mekkah. Perasaan sama seperti ketika tiba di Madinah muncul kembali, yakni ingin rasanya segera sholat di Masjidil Haram. Sepanjang jalan menuju Maktab/pemondokan saya melihat pemandangan sekitar sambil berharap melihat dari kejauhan Masjidil Haram atau paling tidak menara masjidil Haram. Namun sayang...... sejauh mata memandang ternyata tidak terlihat oleh kita bahkan hanya sekedar menaranya sekalipun tidak nampak apalagi masjidnya.
Sama ketika pertama tiba di madinah, di Mekkah pun ketika bis sudah sampai di lokasi pemondokan, kita tidak serta merta bisa turun langsung dari bis. Saat menjelang turun Petugas Daker maktab kita masuk bis dan memberikan arahan singkat..."Bapak Ibu sekalian.... saat ini bapak dan ibu telah berada di daerah Ja'fariyyah", mendengar daerah tinggal ini saya dan beberapa rekan sempat ragu apa sih bapak tidak salah ...karna kita sejak di Tanah air di infokan akan tinggal di mekkah didaerah Syieb Amir...dan benar saja setelah kita turun ternyata memang kita berada di daerah Syieb Amir. Tapi memang berdekatan dengan daerah ja'fariyyah. Masih dari petugas daker kita diingatkan untuk berhati-hati terhadap barang bawaan, pasport dan yang terakhir perihal kartu identitas jamaah yg berisi info Maktab dan Nomor Rumah pondokan kita beserta alamatnya yang nanti setelah sampai pemondokan masing-masing akan diberikan. Kartu ini sangat penting baik ketika jamaah tersesat ataupun ketika memasuki waktu haji nantinya, yakni untuk identitas tenda dan layanan saat di mina. Sehingga memang benar-benar harus dijaga dan dibawa setiap saat.

DI MIQOT ZUL-HULAIFAH (Bier Ali)


Perjalanan dari apartemen menuju miqot bagi jamaah haji berasal dari arah madinah adalah di Zul Hulaifah atau lebih dikenal dengan sebutan Bier Ali. Tidak lama perjalanan dari Maktab ke Miqot Bier Ali ini, kurang lebih satu jam sudah sampai, dan disini setiap beberapa saat bis harus berhenti di lokasi tertentu untuk Check Point, dan ketika itu biasanya petugas akan memberikan snack, makan dan air zam zam sebagai bekal perjalanan. Alhamdulillah sampai di Bier Ali seluruh jamaah turun untuk kemudian bersih diri dan berwudhu serta memakai Ihrom. Sebagian kita setelah itu sholat sunnah di Masjjid. Namun jamaah belum melalukan atau melafazkan niat untuk Umroh. Karena untuk niat akan dipimpin langsung oleh ketua rombongan sebagai bentuk tanggung jawab agar tidak ada jamaah yang terlewat tidak berniat ketika di Miqot. Oleh karena itu kebijakan Ketua rombongan niat dilakukan ketika seluruh jamaah sudah berada dalam bis sebelum berangkat.
Bismillaahirrahmaannirrahiim ” Labbaika Allahumma Umrotan ”
Niat pun akhirnya kita lafazkan dengan sedikit keras (bukan dalam hati).....mulailah sejak saat itu sepanjang jalan menuju mekkah kita bertalbiyah .......Labbaika Allahumma labbaik...........

HARI TERAKHIR DI MADINAH



Selasa, 20 Desember 2005 adalah hari terakhir kami di Madinah. Selesai sudah menuntaskan rangkaian ibadah dan target selama di Madinah. Alhamdulillah sholat 5 waktu selama 8 hari tidak ada yg terlewat walau terkadang harus sholat dijalur batas jalan dalam masjid karena semakin banyak jamaah yg datang di kota ini. Khataman 30 Juz pun selesai hari ini diantara waktu Sholat Magrib dan Isya.....syukur tak terkira bisa menuntaskannya.... Perasaan berat meninggalkan Masjid Nabawi yg megah bercampur dengan keinginan untuk segera tiba di Mekkah untuk melihat Ka'bah serta beribadah di Masjidil Haram.
Ba'da Isya kita semua sudah bersiap-siap menunggu instruksi Ketua Rombongan (Karom)
kapan keluar kamar dan menaiki bis yg sdh disiapkan Maktab. Oh iyya untuk Tas koper besar sdh disiapkan jamaah sejak Ashar ...dan diletakkan di luar kamar. Seharusnya Tas koper disiapkan di luar agar sewaktu-waktu petugas maktab tinggal angkut ke bis yang memang menjadi ’jatah’ rombongan. Namun yah ...lagi lagi kita harus berurusan dengan petugas maktab yang menawarkan jasa, tawar menawar pun terjadi lagi untuk jasa angkut koper. Sekali lagi, untuk biaya – biaya seperti itu semestinya sudah tidak perlu lagi karena sudah menjadi paket biaya dengan sewa apartemen. Namun untuk jamaah yang sudah mulai belanja yah apa boleh buat biasanya mereka minta tolong untuk diangkut....ada karpet, korma dsb. Saat itu Kita semua para jamaah sudah mandi dan bersih-bersih diri sebagai persiapan memakai Ihram bahkan tidak sedikit yang mereka sudah mandi sejak sore tadi. Alhamdulillah tepat pukul 00.00 WSA Rabu tanggal 21 Desember 2005 kita semua sudah siap di Bis untuk berangkat menuju Mekkah. Bismlillah.........bis pun bergerak meninggalkan Apartemen kita.

Thursday, July 20, 2006

JABAL UHUD - MASJID QIBLATAIN - MASJID QUBA


Menjadi rute ziarah berikutnya, Di Jabal uhud wah terbayang.... ketika Rasul dan para sahabat berperang melawan kafir quraisy yang dalam sejarah islam tercatat bahwa ketika pertempuran sudah hampir dimenangkan kaum muslimin namun pasukan panah tergoda dgn ghonimah (harta rampasan perang) sehingga meninggalkan daerah pertahanannya. Kejelian Khalid bin Walid yg kala itu belum masuk Islam kemudian menyerang balik menyebabkan kaum muslimin terdesak dan Rasul pun cedera. Tercatat 70 Syuhada Uhud meninggal termasuk paman Nabi yang bernama Hamzah…....makamnya terdapat di wilayah Jabal Uhud ini.Semua berdo'a untuk mereka para syuhada.....
Masjid Qiblatain, tempat ketika diturunkan perintah mengubah arah qiblat dari masjidil Aqsho ke Masjidil Haram.
Masjid Quba, masjid yang Rasul sering mengunjunginya di hari Sabtu. Merupakan masjid yang memiliki keitimewaan jika kita mengunjunginya dengan berwudhu terlebih dahulu dari tempat berangkat kita kemudian sholat 2 rakaat di dalamnya maka nilainya sama dengan melakukan Umroh…

Wednesday, July 19, 2006

Makam Baqi


Di Tengah – tengah waktu kita beribadah, kami sempatkan mengikuti rombongan untuk berziarah ke tempat-tempat bersejarah. Makam Baqi tempat dikuburkannya penduduk madinah termasuk sahabat- sahabat Rasul seperti Usman ra, tempatnya persis bersebelahan dengan halaman masjid Nabawi adalah tempat pertama yang kami kunjungi. Disini Bagi jamaah wanita tidak diperkenankan untuk masuk ke dalam lingkukangan makam. Sehingga mereka hanya menunggu diluar termasuk istri saya. Sempat juga saya berfoto dengan jamaah dari berbagai negara seperti Afghanistan dan China.

Sunday, July 16, 2006

RAUDHOH

Raudhoh merupakan sentral yang menjadi perhatian kaum muslimin yang berkunjung ke madinah khususnya di Masjid Nabawi ini. Begitu banyaknya orang berlomba untuk berada di dalamnya agar bisa sholat dan berdo’a sehingga para Askar (penjaga keamanan Masjid) sangat sibuk mengatur jamaah agar tidak terjadi desak-desakan dan keributan. Alhamdulillah ...Allah memberikan kesempatan saya dan istri memasuki tempat ini walau ternyata perjuangan untuk bisa memasukinya bagi kaum wanita lebih sulit. Bagi Wanita tempat yang disediakan lebih kecil dan hanya terbuka pada jam-jam tertentu yakni pada waktu dhuha dan setelah sholat Dzuhur. Itupun melalui pintu khusus....pintu Raudhoh...kalau tidak salah pintu no 29...... Sedangkan untuk Pria setiap waktu sholat tempat ini di buka, namun biasanya jamaah sudah berebut untuk bisa memasukinya rata-rata 1 - 2 jam sebelum sholat dan menunggu di pintu-pintu yang strategis akan dibuka...biasanya di Babus Salam. Kuncinya ikhtiar dan percaya kepada Allah dengan tidak takabur insya Allah dimudahkan.....Begitu banyak jamaah haji yang berada di Masjid ini namun tidak semua jamaah bisa memasukinya....selesai berdoa di raudhoh langkah kita akan mengarah ke pintu keluar dengan melewati makam Rasululllah Saw....Assalamu’alayka Ya Rasulullah...dgn air mata yang terus menganak sungai di pipi ini...

BERTEMU REKAN DI MASJID NABAWI

Subhanallah , Alhamdulillah saat di Nabawi sempat juga saya bertemu dengan beberapa rekan kerja yang menunaikan haji bersamaan dengan saya. Pertemuan pertama dengan rekan Arif Hidayat yang bertugas di Kalimantan. Dari beliau saya mengetahui bahwa rekan saya lainnya dari kalimantan Amir Fauzi yang ketua DPW Sekar Telkom Kalimantan juga telah tiba di Madinah, Alhamdulilllah esoknya ba’da subuh selesai wirid al matsurat dilanjut dengan tadarus ketika menoleh ke belakang saya melihat sosok yang sepertinya saya kenal....ternyata rekan Amir dari Kalimantan ..maka sapa dan salam pun kami lakukan dengan rasa haru karena bisa bertemu di tempat yang sangat istimewa. Jadilah beliau sebagai orang kedua rekan kerja yang saya temui. Dan yang lebih istimewa lagi adalah ketika saya bertemua rekan kerja yang ketiga yakni rekan Fauzi yang dulu pernah bertugas di Bandung namun sekarang berada di Kalimantan tepatnya Kandatel Tarakan. Teramat istimewa karna kami bertemu di saat sedang berada Raudhoh ...tempat kami berdo’a dengan penuh harap dan tangis.... Subhanallah takdir Allah SWT tlah mempertemukan saya dengan rekan-rekan kerja yang ternyata semua berasal dari Kalimantan. Namun itu belum berakhir, ternyata Allah masih memberikan kesempatan saya bertemu dengan rekan lainnya, kali ini dengan Priambodo rekan yang saat ini bertugas di Batam dan waktu itu persis saat hari ke delapan hari terakhir saya di madinah ketika akan berdiri melaksanakan Sholat Subuh dengan berdiri disamping saya. Wah...ternyata beliau baru saja sampai di Madinah sebelum subuh tadi.....

AGENDA HARIAN DI MADINAH


Delapan hari di Madinah merupakan hari – hari penuh Ibadah, disamping sholat 5 waktu dalam sehari, kami berusaha untuk menyelesaikan target mengkhatamkan al quran di Masjid Nabawi. Kalau untuk sholat wah....sayang rasanya kalau ada waktu yang terlewat. Sehingga biasanya kami pun menyesuaikan jadwal kegiatan agar tidak terlewatkan dengan waktu sholat. Karena kita begitu ingin khataman di Madinah menyebabkan seringnya saya dan suami diantara waktu sholat tetap di masjid kalau tidak sejak Ashar sampai Isya atau paling tidak saat Magrib sampai Isya.
Senang juga melihat banyaknya majlis ilmu di sudut-sudut dinding masjid dan rata-rata banyak pendengarnya. Majlis yang ada mulai dari untuk kalangan dewasa sampai ada juga yang diikuti anak-anak , kalau udah gitu jadi ingat dengan anak-anak dirumah yang biasanya ngaji qiroati selepas magrib........Ya Allah semoga kelak anak-anak kami pun bisa mengunjungi masjid nabiMu ini...amiiin.

Kegiatan di Madinah :

03.30 – 04.00 : Bangun persiapan ke Masjid
04.00 – 06.00 : Ke Masjid (Sholat, tadarus dan wirid Al Matsurat)
06.00 – 07.00 : Cari-cari sarapan
07.00 – 11.00 : Ziarah/beres2 di Apartemen/Dluha di Masjid dan ke Raudhoh
11.00 – 13.00 : Sholat dan tadarus
13.00 – 15.00 : Makan siang di Penginapan dan istirahat
15.00 - 19.30 : Di Masjid (Sholat Ashar - Isya, tadarus, wirid al matsurat)
19.30 – 20.30 : Keliling sekitar masjid sambil pulang
20.30 – 22.00 : Makan malam dan istirahat

Thursday, May 04, 2006

Taman diantara Taman - Taman Surga



Masih di Masjid Nabawi yang megah nan sejuk ini, ada satu tempat yang menjadi sentral perhatian seluruh jamaah haji yang 'mengerti' akan keutamaan tempat ini. Yakni Taman diantara taman - taman Surga, yang lebih kita kenal dengan sebutan "Raudhoh". Rasulullah Saw mengatakan "Ma baina baitiy wa mimbari raudhotu min riyaadhil jannah" Diantara rumahku dan mimbarku adalah taman dintara taman-taman surga. Tempat ini tidak pernah sepi dari jamaah, bahkan setiap jamaah harus berlomba-lomba untuk mendapatkan tempat disini. Tapi sekali lagi bagi mereka yang mengerti akan keutamaannya, yakni sebagai salah satu tempat yang mustajab jika kita berdoa didalamnya. Karena begitu banyaknya jamaah yang 'menyerbu' tempat ini terkadang menjadikan sulitnya kita untuk bisa sholat dengan baik, terlebih lagi jika jadwal kedatangan kita mendekati pelaksanaan haji. Wah dijamin harus siap-siap berusaha keras untuk bisa memasukinya.
Dan bagi kaum wanita diberikan waktu khusus untuk bisa memasukinya....dan itupun...ya tetap harus antri dan berdesak-desakan...
Kuncinya adalah kita harus aktif berusaha dan berdo'a, berprasangka baik kepada Allah agar dimudahkan untuk bisa menduduki tempat tsb dan berdo'a didalamnya.

Wednesday, March 29, 2006

Masjid Nabawi Sejuk dan Megah


Semangat jamaah untuk menunaikan sholat berjamaah di masjid ini memang luar biasa. Kami berdua keluar masjid untuk Sholat Subuh kurang lebih pukul 03.30 WSA. Padahal subuh di sana pukul 05.30, namun sudah banyak juga yang keluar dari apartemen masing-masing dan berjalan menuju masjid. Di Masjid Nabawi jamaah laki-laki dan perempuan terpisah, maka kami pun sepakat untuk janjian. Untuk mudahnya kami menghafal No Pintu Gerbang Masuk Masjid yang memang tertulis sangat jelas. No 16 adalah nomor pintu gerbang yang menjadi jalur rutin keluar-masuk kami, karena pintu inilah yang searah dengan apartemen kami. Begitu banyaknya jamaah sangat sulit untuk mencari suami/istri/orang tua jika tidak janjian bertemu di satu tempat. Jangankan yang tidak janjian yang janjian saja kadang tetap sulit bertemunya, karena memang selain luasnya masjid juga jamaah yang begitu banyak keluar dari masjid dalam waktu bersamaan.
"A'udzubillahil azhiim.......Allahummaftahlii abwaaba rohmatik..
Saya pun memasuki masjid Nabawi untuk pertama kalinya. Subhanallah ....luar biasa Masjid Nabawi, selain luasnya, bentuk serta bahan bangunannya sangat khas sekali sehingga rekan satu rombongan sampai menyimpulkan dan berkata kepada saya, "Pak, ini semua bahan dibuat kayaknya khusus untuk membangun masjid ini " katanya... Suasana didalam masjid yang penuh khusyu' menjadikan saya tidak tahan untuk tidak menangis ketika sholat Tahiyatul masjid. Bukan apa-apa, karena terbayang oleh saya ketika Rasulullah Saw sampai di Madinah setelah menempuh perjalanan yang sangat jauh kemudian para sahabat berebut agar Rasulullah singgah di rumahnya.... dan masing-masing pun menawarkan tanah yang dimilikinya untuk dibangun diatasnya sebuah Masjid, sampai akhirnya Rasul menyuruh Ontanya untuk berjalan dan ketika berhenti maka di atas tanah itulah akan dibangun masjid.

Hari - Hari di Madinah Al Munawaroh


Setelah selesai urusan kamar dan barang bawaan, kebanyakan jamaah mulai beristirahat. Perasaan dalam diri saya untuk bisa segera melihat langsung dan sholat di Masjid Nabawi seakan tak tertahankan, namun apadaya kesibukan mengurus kamar dan barang bawaan kami (saya, istri dan rekan satu regu) ternyata memakan waktu cukup lama. Terlihat jam sudah menunjukkan hampir pukul 22.00 WSA. Informasi yang kami dapatkan Masjid Nabawi tutup sekitar jam 22.00 WSA dan baru akan dibuka kembali sekitar pukul 03.00 WSA.Wah..sayang (ada perasaan menyesal) tidak bisa segera Sholat di Masjid Nabawi karena saya mengira Masjid terbuka 24 jam. Akhirnya kami pun sholat di Apartemen. Sempat saya dan rekan sekamar keluar untuk melihat Masjid Nabawi namun ketika baru memasuki pagar masjid sebagian rekan tidak tahan dengan udara yang dingin disertai angin kencang. Sehingga sebagian dari kami (termasuk saya) kembali ke Apartemen kemudian beristirahat untuk memulai hari-hari selama di Madinah besok diawali dengan sholat Subuh berjamaah di Masjid Nabawi.

Thursday, March 09, 2006

APARTEMEN ELYAS


Perjalanan dari bandara menuju maktab tidak terlalu lama, kurang lebih 20 menit sudah sampai. Namun demikian walaupun kita sudah disekitar lokasi maktab, calon jamaah tidak diperkenankan turun terlebih dahulu sampai ada perintah dari pihak maktab. Biasanya pihak maktab akan menurunkan koper kita yang berada diatas bis terlebih dahulu baru mempersilahkan calon jamaah turun dari bis. Alhamdulillah kami menempati Apartemen Elyas yang ternyata digedung tersebut terdapat sebuah restoran yang menjual masakan khas Indonesia mulai dari nasi kuning, soto ayam sampai baso. Sehingga buat saya dan istri yang suka sekali baso tidak sulit-sulit untuk mencarinya. Restoran Mia-Mia namanya yang setiap harinya tidak pernah sepi dari serbuan calon jamaah haji dari Indonesia.
Oh iyya Ada yang perlu diketahui bagi calon jamaah ketika baru tiba di penginapan. Hiruk pikuk calon jamah untuk memasuki apartemen biasanya mulai terjadi disini, karena tidak adanya koordinasi sebelumnya antara Ketua Kloter (termasuk antar Ketua Rombongan) dengan pihak apartemen maka untuk pengaturan kamar sedikit kacau. Pembagian kamar belum disiapkan sejak awal, masing-masing Ketua rombongan harus membooking dan mengambil kunci kamar rombongan masing-masing. Hasilnya, ada dalam satu rombongan satu regu yang harus terpisah lantai dengan regu lainnya karena mendapat kamar di lantai yang berbeda. Tidak hanya sampai disitu ujian awal ketika kita tiba dikota Madinah. Selesai pembagian kamar dan kunci untuk setiap regu selanjutnya kita akan disibukkan dengan pencarian koper kita masing-masing yang entah berada di lantai mana ?. Disinilah regu sudah harus memulai peran untuk saling menolong mencarikan koper milik anggotanya. Alhamdulillah identitas koper saya dan istri cukup jelas dan mudah untuk dicari ditengah tumpukan koper-koper lainnya. Disini terasa pentingnya memberikan tanda-tanda Unik pada koper kita agar mudah dicari.
Tawaran 'memaksa' dari Petugas pengangkut koper juga ada di Apartemen, tetapi harap hati-hati karena biasanya mereka akan dengan tiba-tiba minta baksis/tips yang cukup besar 5 Real. Padahal jarak angkut tidak seberapa jauh. Jadi kalau cukup kuat bawa sendiri saja dan katakan "La" (tidak perlu maksudnya) atau kalaupun ingin minta bantuan cukup beri 1 atau 2 Real saja.

Wednesday, March 08, 2006

Malam Hari di Bandara Madinah


Jam menunjukkan pukul 24.00 WIB, berarti pukul 20.00 WSA (Waktu Saudi Arabia) karena memang selisih waktu Indonesia (Jakarta/Bagian Barat) dengan Saudi Arabia 4 jam. Alhamdulillah kami mendarat dengan selamat, lewat pengeras suara kita mendengar pramugari mengatakan suhu diluar 24 derajat. Sekali lagi alhamdulillah karena ternyata dinginnya tidak seperti yang kita bayangkan sebelum berangkat yakni musim dingin di sini bisa mencapai 4 derajat. Calon jamaah pun antri menuruni pesawat. Sebagian calon jamah langsung sujud syukur di landasan dan ada sebagian yang melakukan di dalam bandara setelah selesai mengurus administrasi termasuk saya dan istri. Malam itu suasana di Bandara sangat sepi hanya kloter kami yang tiba. Selesai administrasi kita semua diarahkan untuk memasuki bis yang memang sudah disediakan untuk mengantar calon jamaah ke maktab masing-masing. Dari dalam bis terlihat petugas membawa, mengangkat serta melempar Koper kita ke atas bis dengan semaunya.....wah ternyata benar juga cerita yang saya dapatkan dari mereka yang pernah Haji bahwa petugas disana akan semaunya dalam memperlakukan tas/koper bawaan kita. Mungkin itu juga alasannya mengapa kita dianjurkan untuk tidak membawa barang berupa cairan dalam koper....khawatir tumpah dan mengotori yang lainnya.

Perjalanan Ruhani

Perjalanan Ruhani

Thursday, February 16, 2006

Di Bandara Soekarno Hatta


Siang itu, tepatnya tanggal 12 Desember 2005 saat menunggu boarding pesawat yang akan mengantarkan rombongan Calon Jamaah Haji kloter 12 Jawa Barat, kloter kami dengan jumlah penumpang sebanyak 447 orang. Antrian dan waktu menunggu yang cukup lama dengan fasilitas ruang tunggu yang tidak dapat menampung seluruh calon jamaah menjadi bagian awal ujian kesabaran kita memulai ibadah haji.....
Bismillah tepat pukul 14.00 Wib semua penumpang sudah berjalan memasuki Pesawat Saudi Airlines....
Pukul 14.30 pesawatpun mulai take off dan seluruh calon jamaah haji mulai berdo'a :
Bismillahi majreha wa mursaha.....
Subhanallaji sakhorolana ......

Haji Menuju Allah SWT



Alhamdulillah.... dengan ijin dan perkanan Allah kami dapat melaksanakan Rukun Islam yang ke-5 pada tahun 1426 H atau periode Haji 2006. Perintah yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang "mampu" dengan contoh pelaksanaan dari Rasulullah Saw. Perintah yang belum sempurna bangunan keislaman kita kalau pilar ini belum kita miliki ya...haji. Buniyal islamu 'ala khomsin ....syahadat, sholat, zakat, puasa romadhon dan haji.
Haji sebuah Perjalanan Ruhani yang sangat bersejarah dalam hidup kami. Perjalanan yang tidak hanya menuntut pengorbanan harta, fisik maupun fikiran, namun juga menuntut hati agar senantiasa ikhlas ditengah begitu banyaknya godaan dalam rentetan ibadah ini. Karena itulah pantas ketika Allah memerintahkan haji dengan kata-kata WaliLLAhi 'alannas hijjul baitiy ...(Al Imron : 97)
Berikut kami coba tuliskan sepenggal episiode perjalanan Ibadah Haji kami, semoga punya manfaat bagi yang lain.....

Perjalanan Ruhani

Perjalanan Ruhani

Monday, February 13, 2006

Mina


Pagi ini di mina,
11 Dzulhijjah 1426/11 Januari 2006 ,
kami beli topi Tazkistan...asli orang sana yang jual
kami beli topi yg perempuan 25 real dan topi laki-laki 10 real
hangggaaat....., untuk mengusir dinginnya pagi itu di mina.

Karena yang jual gak bisa bahasa Arab ataupun Inggris, jadilah transaksi dengan isyarat. topi wanita ini tinggal satu-satunya...teman-teman di tenda dan orang-orang sepanjang perjalanan yang liat daku pake topi ini pada nanya tempat belinya, tapi sayang sudah habis barangnya.

Malah punya Abi, ditawar sama pedagang di makkah 20 real, 10 real lebih mahal...
beberapa bapak tua Turki juga acung-acung jempol dan coba topi ini...ingin kali ya.
Tapi kita juga pengen punya oleh-oleh khas dari perjalanan ini.

Tazkistan ,...salah satu negara bagian di soviet..yang iklimnya dingin.
Pantas saja mereka jual perlengkapan hangat dari bulu-bulu binatang.
Khas..banget..
Nanti pulang buat NABILA aja deh..lucu kayaknya bule banget dia.

Alhamdulillah....

Perjalanan Haji penuh hikmah