Monday, October 30, 2006

# Berkenalan dengan Saudara Se-iman

Saat ashar sampai Isya biasanya saya dan istri mencoba berpindah-pindah tempat untuk sholat dan tadarus agar merasakan suasana yang berbeda dan berkenalan dengan saudara-saudara seiman dari berbagai negara mulai dari Pakistan, Al jazair, Turki, India, Thailand, Yaman, Malaysia dan lain sebagainya. Alhamdulillah dengan sedikit bahasa Arab dan Inggris yang saya bisa banyak membantu dalam berkomunikasi dengan mereka, kalau istri lebih banyak menggunakan kemahiran bahasa inggrisnya dalam berkomunikasi. Jamaah dari berbagai negara tersebut umumnya bagi yang berpendidikan bisa berbahasa Inggris walaupun dari negara Timur Tengah sekalipun.

Diskusi dengan Brother Ismail seorang guru seni dari Thailand cukup menarik, suasana berbeda yang beliau rasakan antara di Madinah dan di Mekkah sama seperti yang saya alami, yakni terasa lebih khusyu dan tenang di Madinah (Masjid Nabawi). Beliau melihat dari sisi bangunan dan sekitarnya. Menurutnya Masjidil Haram dengan bangunan sekelilingnya yang terdiri dari gedung-gedung yang terkadang lebih tinggi dari menara masjidil haram turut mempengaruhi suasana kekhusyu’an di masjidil haram.

Lain lagi dengan Pak Cik dari Malaysia, suasana ibadah di Masjidil Haram yang semakin penuh saat musim haji akan tiba terkadang menyebabkan suasana yang tidak enak diantara jamaah, tidak jarang antara jamaah harus berdebat dan bersitegang hanya karena berebut tempat untuk sholat. Bagi pak Cik kita semua mesti sabar dan ikhlas, yakini bahwa setiap kita pasti diberikan tempat oleh Allah SWT. Uniknya beliau beberapa kali bermimpi yang mimpinya itu menunjukan untuk melakukan sesuatu di tempat tertentu disekitar masjidil haram. Salah satu contohnya beliau ceritakan untuk segera pergi ke mesjid (walau saat itu baru jam 01.00 dinihari) dan masuk lewat pintu yang disebutkan dalam mimpinya serta membaca beberapa ayat yang maknanya sama dalam beberapa ayat-ayat dalam al quran. Sempat juga Pak Cik bertanya kepada saya beberapa ayat dalam beberapa surat. Alhamdulillah karena saya membawa qur’an As Syaamil yang ada terjemahannya, maka tidak terlalu sulit untuk mencarinya.

Sedang Istri, sempat juga berkenalan dengan beberapa muslimah dari berbagai negara. Ada Sister Fadhwa dari negri Maroko yang bacaan tilawahnya sangat bagus dan masih sangat muda. Alhamdulillah berkat kursus bahasa Perancis yang pernah diikuti istri, cukup membantu komunikasi dengan beberapa muslimah yang biasanya negaranya bekas jajahan Perancis. Termasuk dengan sister Fadhwa yang saat ini menetap di Belgia, dialog mengalir dengan bahasa Perancis.
Ada juga muslimah muda dari India (namanya lupa..), seorang sarjana psikologi yang ternyata pengantin baru dengan suami seorang dokter gigi. Ternyata banyak juga kalangan muda muslim India yang berhaji. Tapi memang umumnya dilakukan oleh mereka yang berpendidikan tinggi.

No comments: